Jumat, 15 April 2011

Dialog Para Dokter bersama Syaikh 'Utsaimin#1

Bismillahirrohmanirrohim...
Sholawat serta salam semoga tercurah kepada penutup para Rosul, Nabi Muhammad dan atas keluarga serta para sahabat semuanya. Kami memuji Alloh, kami memuji Alloh yang telah memberi nikmat kepada kita dengan agama yang paling mulia dan millah (ajaran) yang terhormat. Dan telah mengutus kepada kita Rosul-Nya yang paling mulia dan makhluk-Nya yang paling utama sebagai pemberi keterangan, petunjuk dan pengajaran.
Agama yang paling agung ini dia tidaklah meninggalkan perkara yang kecil maupun yang besar dalam permasalahan dunia kita kecuali pasti telah menunjukan kepada hal-hal yang terbaik. Dan telah melarang kita dari perkara-perkara yang buruk. Agama yang hak ini, yang menghargai (mengagungkan) kedudukan amal-amal shalih, baik yang bersifat keagamaan atau keduniaan. Dan menjadikan amal shalih tersebut sebagai kewajiban yang pertama dari insan muslim terhadap dirinya sendiri, agama dan masyarakatnya.


Saudara dan saudari di jalan Alloh, bukanlah hal yang asing bagi anda sekalian bahwa profesi dokter berada di garis depan amalam-amalan yang mulia (agung). Hal itu (menjadi kenyataan) apabila niat diikhlaskan untuk Alloh dan menjadikan (meletakan) mashlahat kaum muslimin, pengobat mereka dan meringankan rasa sakit mereka di urutan pertama. Amal kemanusiaan yang amat penting ini, tidaklah dibiarkan begitu saja oleh aturan agama yang hanif ini, tanpa adanya kaidah-kaidah/ aturan-aturan dan akhlak. Kondisi semacam ini berlaku juga dalam setiap amal dan profesi. Sampai-sampai sebelum adanya campur tangan dari organisasi-organisasi kesehatan untuk membuat aturan-aturan dan program-programnya, maka syariat ini telah membuat aturan-aturan penting bagi setiap orang yang menunaikan pekerjaan-pekerjaan yang ditujukan untuk kepentingan orang lain. Yaitu berupa : takut kepada Alloh, ikhlas serta amanah dalam setiap amalan yang mereka kerjakan, dan melaksanakannya sesuai dengan kemampuan mereka untuk mewujudkan pekerjaan yang telah dilimpahkan kepada mereka dengan bentuk yang paling sempurna sehingga Alloh Azza wajalla ridho.



Saudara sekalian, hari ini kita berbahagia dengan kehadiran seorang yang mulia dan agung. Tamu yang mulia, mudah-mudahan Alloh memberinya umur panjang untuk berkhidmah (berbakti) kepada agama Alloh dan perbaikan masyarakatnya. Seorang yang senantiasa mendakwahi saudara-saudara muslimin sesuai dengan ilmu dan kepahaman yang telah diberikan Alloh kepadanya untuk menuju jalan kebenaran dan kebaikan.

Fadhilatus Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin, beliau adalah anggota Majelis Ulama-ulama Besar

Segala puji bagi Alloh, kami memuji-Nya,memohon pertolongan kepada-Nya, dan meminta ampun kepada-Nya,
Dan kami berlindung kepada Alloh dari kejahatan jiwa-jiwa kami dan keburukan-keburukan amalan-amalan kami.
Barangsiapa yang telah diberi petunjuk oleh Alloh, maka tidak ada yang menyesatkannya.Barangsiapa yang telah disesatkan, maka tidak ada yang bisa memberi petunjuk.
Aku bersaksi tiada Ilah yang berhak diibadahi kecuali Alloh yang tiada sekutu bagi-Nya.
Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya.
Mudah-mudahan Alloh mencurahkan sholawat kepadanya, dan kepada keluarga serta sahabat-sahabat beliau, dan orang-orang yang mengikuti beliau dengan ihsan sampai hari kiamat.
amma ba'du,saudara sekalian!
Saya bersyukur kepada Alloh yang telah memudahkan acara pertemuan dengan saudara sekalian, para dokter sekalian.
Pada malam ini yaitu malam selasa, tanggal 14 jumadil akhir 1421 H.
Pertemuan ini yang saya mohon kepada Alloh untuk menjadikannya sebagai pertemuan yang diberkahi.Kami akan berbincang-bincang tentang apa yang dikehendaki Alloh sekitar tema ini. Kemudian kami akan menjawab pertanyaan-pertanyaan. Adapun tema yang ingin kami sampaikan dan kami mohon mudah-mudahan Alloh memberi kebenaran, maka aku katakan:
Penyakit itu,wahai saudara-saudara, ada 2 macam:
1. Penyakit hati dan ini yang merupakan penyakit bersifat maknawi (batin/non fisik).
2. Penyakit yang berada/menyerang di badan dan ini yang merupakan penyakit fisik.

Yang pertama harus lebih mendapat perhatian dan penanganan. Karena penyakit ini mengakibatkan kebinasaan abadi atau kehidupan abadi. Penyakit hati berasal dariKebodohan (ketidaktahuan), banyak manusia mencintai kebaikan dan berusaha mendapatkannya tetapi dia bodoh, akibatnya timbulah kesalahan yang fatal. Oleh karena itu Sufyan bin Uyainah rohimahulloh berkata: 'Para ahli ibadah yang rusak dari kalangan kita (muslimin) memiliki kemiripan dengan orang-orang Nasrani, karena orang-orang Nasrani menghendaki kebaikan, akan tetapi mereka tersesat.'
Sebagaimana disebutkan dalam firman Alloh:
"dan mereka mengada-adakan rohbaniyyah, padahal Kami tidak mewajibkannya kepada mereka, tapi (mereka sendirilah yang mengada-adakannya) untuk mencari keridhoan Alloh," Q.S. Al Hadid:42
Berkata sufyan:"Para ulama yang rusak dari kalangan kita (muslimin) memiliki kemiripan dengan orang-orang Yahudi, karena orang-orang Yahudi mengetahui kebenaran akan tetapi mereka menyelisihinya."
Dalam perkara inilah berkisarnya penyakit hati. Dari sini kita mengetahui bahwa kewajiban kita adalah memiliki ilmu dan tunduk serta menerima syariat Islam,karena kalau tidak, maka akan berakibat kerusakan(hati). Kerusakan (hati) ini tidaklah seperti kerusakan badan. Rusaknya badan maknanya adalah kembalinya badan kepada kondisi awal penciptaan.
‘ Dari bumi (tanah) itulah Kami menjadikan kamu dan kepadanya Kami akan mengembalikan kamu dan daripadanya Kami akan mengeluarkan kamu…’ Q.S.Thohaa:55
Tetapi rusaknya hati maknanya adalah hilangnya kehidupan, musnahnya kehidupan (yang hakiki)!
Karena manusia tidak akan bisa mengambil manfaat dari keberadaannya di dunia, dia merugi dalam kehidupan dunia, dan dia juga tidak akan bisa mengambil manfaat untuk kehidupan akhiratnya. Lalu apakah sesungguhnya kehidupan yang hakiki itu? Jawablah...kehidupan akhirat! Berdasarkan firman Alloh tabaroka wata'ala:
" dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan."(Al ankabut:64)
Para ulama mengatakan 'Al Hayawaan', artinya adalah kehidupan yang sempurna. Dan firman Alloh Ta’alaa:
"dan pada hari itu ingatlah manusia, akan tetapi tidak berguna lagi mengingat itu baginya. dia mengatakan, 'alangkah baiknya kiranya aku dahulu mengerjakan (amal sholih) untuk hidupku ini.'" (al fajr:23-24)
Oleh karena itu, kewajiban manusia adalah untuk berusaha menyembuhkan penyakit hatinya sebelum penyakit-penyakit lainnya. Tapi darimana kita mengambil obat untuk penyakit hati ini? Obat untuk penyakit hati ini adalah berasal dari dua sumber asasi (pokok). Yaitu Al Qur'an dan As Sunnah. Al Qur'an, Alhamdulillah, telah disifati oleh Alloh Ta'ala bahwa dia merupakan penjelas dari segala sesuatu!Tiada satu perkarapun yang dibutuhkan umat manusia dalam kehidupan dunia maupun akhirat kecuali pasti terdapat di dalam al Qur'an. Terkadang hal itu terdapat dalam al Qur'an secara jelas atau terkadang dalam bentuk isyarat kepada hal tersebut dan (penjelasannya) dialihkan ke tempat lain. Kita tahu di dalam al Qur'an tidak terdapat (keterangan) jumlah rokaat-rokaat sholat, tidak pula jumlah sholat, nisab-nisab zakat, tidak pula amalan-amalan haji yang sudah ma'ruf, tapi (penjelasan hal itu) dialihkan kepada Sunnah.
" dan (juga karena) Alloh telah menurunkan al Kitab dan al Hikmah kepadamu, dan telah mengajarkan kepadamu apa yang belum kamu ketahui." Annisaa:113
Inilah dia (al Qur'an) obat untuk penyakit berbahaya yang telah saya sebutkan tadi.Dan hal ini sangatlah mudah bagi orang-orang yang diberi kemudahan oleh Alloh. Maksudnya, terdapat beberapa hal yang harus diketahui umat manusia, dan hal-hal tersebut mudah, mereka bisa mengambilnya dari perkataan-perkataan para ulama, atau dari buku-buku karangan para ulama yang terpercaya, sehingga dia bisa mengambil petunjuk darinya.

Adapun jenis penyakit kedua adalah penyakit fisik yang ada (menyerang) di badan, penyakit jasmani, organ-organ tubuh atau kulit, dan penyakit-penyakit yang saudara sekalian lebih tahu dari saya.Obat dari penyakit ini ada 2:
Pertama,obat yang lebih bermanfaat, lengkap dan luas(kuat),yaitu obat yang telah disebutkan oleh syariat.Syariat Islam telah membawa obat ini,obat syar'i untuk badan. InsyaAlloh saya akan menyebutkan suatu hal untuk memperjelas masalah ini.
Misal, Al Qur'an al Karim adalah obat yang sangat bermanfaat dan manjur untuk penyakit fisik, mental (kejiwaan) dan penyakit-penyakit akal yang tidak bisa disembuhkan dengan obat-obat yang bersifat fisik. Kemudian obat syar'i ini tidak membutuhkan waktu yang lama,karena obat syar'i ini dari siapa?,jawab!dari sisi Alloh Ta'alaa, yang apabila menghendaki sesuatu maka Dia tinggal mengatakan:'Jadilah!,maka jadilah hal tersebut." Barangkali saudara2 pernah mendengar kisah para sahabat yang meminta dijamu sebagai tamu oleh suatu kaum dari kalangan Arab, tapi kaum tersebut menolak mereka. Kemudian mereka pun menyingkir, sementara Alloh Mengutus kalajengking untuk menyengat kepala suku kaum tersebut dan sengatan kalajengking itupun membuatnya sangat kesakitan. Akhirnya mereka pun berunding:barangkali diantara orang-orang yang tadi singgah ke tempat kita ada yang bisa meruqyah. Maka datanglah kaum itu kepada para sahabat seraya berkata bahwa kepala suku mereka tersengat kalajengking. Maka datanglah kaum itu kepada para sahabat seraya berkata bahwa kepala suku mereka tersengat kalajengking, apakah di antara kalian ada yang bisa meruqyah?Para sahabat berkata:'ya, tapi kami tidak mau meruqyahnya kecuali apabila dibayar dengan beberepa ekor kambing,karena kalian tidak memberikan hak kami sebagai tamu!'Mereka berkata:'baiklah, kami penuhi permintaan kalian.'Maka diberikanlah beberapa ekor kambing,maka berangkatlah seorang sahabat kepada orang yang tersengat itu, kemudian dibacakan surat al fatihah,dst hingga selesai. Maka bangkitlah orang yang tersengat itu seakan-akan baru terbebas dari ikatan yang sangat kuat saat itu juga. Kasus seperti ini, apabila diobati dengan obat-obatan yang bersifat fisik,kalaupun berpengaruh, akan tetapi membutuhkan waktu. Sedangkan obat syar'i ini langsung (berpengaruh). Penyakit-penyakit kejiwaan ini sering merepotkan para dokter, apabila mereka mengobatinya dengan obat-obatan yang bersifat fisik. Tapi bila diobati dengan ruqyah, maka (pengarunya) sangat manjur dan bermanfaat. Demikian juga penyakit-penyakit akal, obat-obat syar'i memberikan hasil(nyata) bagi penyakit-penyakit tsb, sedangkan obat-obatan fisik terkadang tidak menampakan hasil. Oleh karena itu saya ingin saudara-saudara memperhatikan hal ini. Terlebih apabila saudara bisa menggabungkan antara dua macam obat ini, maka hal itu sangat baik, yaitu obat yang bersifat fisik dan obat-obat syar'i, sehingga anda mengarahkan hati para pasien supaya bergantung kepada Alloh Ta'alaa dan ayat-ayat-Nya.
Dalam kesempatan ini saya sarankan saudara-saudara untuk (membaca dan menelaah) buku-buku yang ditulis dalam masalah ini. Saudara baca,hafalkan dan anjurkanlah pasien untuk membacanya, karena ketergantungan pasien kepada Alloh Ta'alaa memberi pengaruh yang kuat dalam menghilangkan atau meringankan penyakit (yang dideritanya).
Kedua, obat-obatan yang bersifat fisik yang sudah ma'ruf. Obat-obatan ini ada 2 macam:pertama, obat-obat yang didapatkan manusia melalui jalan syariat.Kedua, obat-obat yang diperoleh manusia melalui jalan uji coba (pengalaman). Diantara obat-obat yang diperoleh melalui jalan syariat (adalah) berobat dengan menggunakan madu.Obat ini adalah obat syar'i. Dalilnya adalah firman Alloh Ta'ala tentang lebah:
"dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia."An Nahl:69.
Diantaranya (yang lain): Habatussauda.
Nabi shollallohu 'alayhi wasallam bersabda: "dia (habatussauda) adalah obat bagi semua penyakit kecuali as saam (kematian)"
Dan diantara obat-obat syar'i adalah kam'ah (cendawan/gamus),berasal dari kayu-kayu yang sudah rapuh.Tentang kam'ah ini Nabi shollallohu 'alayhi wasallm bersabda:
" cendawan itu termasuk manna (anugerah Alloh) dan air (perasan)nya adalah obat untuk (sakit) mata."
Hal ini semua adalah perkara yang bisa diterima.Wajib bagi kita untuk mengimaninya. Taruhlah,seandainya tidak (kelihatan) pengaruhnya, maka hal itu bukan karena kekurangan sebab (obat itu), melainkan karena adanya penghalang yang menghalangi untuk(bisa) mengambil manfaat dari obat-obatan tersebut.Maksud saya (kesembuhan) yang disebutkan oleh syariat kadang-kadang tidak mendatangkan hasil karena adanya penghalang. Tetapi obat-obatan ini adalah (obat-obatan) yang bisa diterima (diakui).
Adapun jenis kedua dari obat-obatan yang bersifat fisik adalah (obat-obatan yang) diperoleh dari uji coba (pengalaman), jenis obat-obatan ini banyak,bahkan sekarang muncul obat-obatan yang berasal dari orang-orang yang tidak belajar teori kedokteran,mereka mengambil dari pengalaman, tapi obat-obatan mereka lebih baik dibandingkan obat-obatan steril yang diolah secara higienis. Kita tidak boleh mengingkari kenyataan ini, tidak boleh! Banyak kita dengar dari media informasi tentang penemuan obat yang berasal dari tanaman-tanaman dan rerumputan yang belum pernah dibuat sebelumnya dan (ternyara) pengaruhnya lebih kuat dari obat-obatan yang ada. Semua ini (tentunya) dengan takdir dari Alloh. Nabi shollallohu 'alayhi wasallam telah menyebutkan bahwa :
"Tidaklah Alloh menurunkan suatu penyakit, kecuali pasti akan menurunkan pula obatnya,akan tahu orang yang mengetahuinya dan tidak tahu orang yang tidak mengetahuinya." Oleh karena itu, kadang-kadang kesembuhan dari penyakit tertentu bisa diperoleh dengan menggunakan obat yang tidak biasa digunakan untuk mengobati penyakit tersebut. Hal ini terjadi secara tiba-tiba. (Kejadian) semacam ini termasuk dalam sabda beliau,"...tidak tahu orang-orang yang tidak mengetahuinya." Tapi yakinlah bahwa hal ini terjadi dengan takdir dari Alloh Ta'ala. Dia-lah yang menurunkan (penyakit) itu dan juga telah menurunkan obatnya, dan terkadanang Dia menghilangkan penyakit itu dengan tanpa sebab apapun juga, karena Alloh Ta’alaa Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Terakhir, sedikit nasihat untuk saudara-saudara sekalian:
Pertama: mengikhlaskan niat dalam pekerjaan saudara-saudara. Bukan bekerja untuk mendapatkan gaji atau upah (semata), penghormatan,dll tapi saudara bekerja untuk menghilangkan sakit dengan takdir Alloh melalui usaha saudara-saudara. Dan dengan tujuan berbuat baik kepada orang-orang yang saudara-saudara obati. Dengan niat ikhlas inilah pekerjaan akan memberikan hasil yang baik, begitu pula sebaliknya.
Kedua: bersungguh-sungguh untuk mengingatkan pasien untuk bertaubat, istighfar dan memperbanyak dzikir, membaca Al Qur’an terlebih untuk mengucapkan dua kalimat yang telah disebutkan oleh Nabi Sholallohu’alayhi wasallam:
‘Ada dua kalimat yang ringan (untuk diucapkan) di lidah, tapi berat timbangannya (di akhirat), dan dicintai oleh ar Rohman (yaitu) Subhanallohi wabihamdih subhanallahil’adzim’
Orang yang sakit (pasien) tidak akan kesulitan untuk mengucapkan dua kalimat ini. Doronglah dia untuk menggunakan waktu (dengan sebaik-baiknya).
Ketiga: apabila telah ditakdirkan pasien anda menjemput ajalnya, maka kewajiban saudara-saudara adalah mentalqinnya dengan kalimat syahadat Laa Ilaha illalloh. Karena Nabi shollallohu’alaihi wa sallam bersabda: ‘Bimbinglah orang yang akan meninggal diantara kalian (untuk mengucapkan) Laa Ilaha Illalloh.” Tpi (yang perlu diperhatikan), hendaklah talqin itu dilakukan dengan lembut. Apakah anda (harus) mengatakan kepadanya: wahai fulan (Pak) ucapkanlah Laa Ilaha Illalloh karena (sebentar lagi) ajal akan menjemputmu! Jawablah wahai saudara-saudara,Tidak! Jangan katakana seperti itu, karena barangkali kesusahan yang dia rasakan, (akan menyebabkannya) mengatakan: ‘tidak mau’. Mungkin cara yang baik (dalam mentalqin) adalah anda berdzikir di sampingnya, Laa Ilaha Illalloh. Apabila anda berdzikir kepada Alloh di sampingnya, niscaya dia akan ingat (dan mengikuti). Memang seandainya si pasien adalah orang kafir, maka anda katakn kepadanya: katakanlah, Laa Ilaaha Illalloh, karena nabi shollallohu ‘alaihi wasallam berkata kepada pamannya abu Tholib tatkala ajal menjemputnya:’Wahai pamanku, katakanlah Laa Ilaha Illalloh, suatu kalimat yang akan aku jadikan alasan (hujjah) untuk membelasmu di hadapan Alloh.’ Rosululloh juga melakukan hal yang sama kepada seorang pemuda yahudi di Madinah tatkala Nabi shollallohu ‘alaihi wasallam menengoknya saat ajal menjemputnya, beliau menawarkan agama islam kepadanya, maka pemuda itu menoleh kepada bapaknya, seakan-akan meminta ijin, maka bapaknya berkata: Taatilah Abu Qosim (nabi Muhammad)! Akhirnya pemuda itupun masuk islam. Maka Nabi shollallohu ‘alaihi wasallam bersabda:’Segala puji bagi Alloh yang telah menyelamatkannya dari neraka.’ Lihat! Rosululloh memuji Alloh tatkala pemuda itu berpindah dari agama Yahudi ke Islam!
Selain itu anda juga tanyakan bagaimana sholatnya?bersucinya?anda ajarkan pada dia sesuai dengan ilmu yang anda kuasai. Karena sebahian pasien tidak bersuci sebagaimana mestinya. Karena sebagian pasien terdapat najis di pakaiannya, dan berkata,’apabila Alloh sudah menyembuhkanku, maka (barulah) aku akan bersuci dan sholat.’ Sebagian pasien mengqoshor sholat padahal dia tinggal di kotanya. Dia mengira bahwa apabila (seseorang) boleh menjamak, (maka) berarti (dia juga) boleh mengqoshor. Hal ini tidak benar. Qoshor hanya boleh dilakukan untuk siapa?untuk musafir saja. Apabila si pasien adalah penduduk Riyadh (dan dia dirawa di Riyadh), kemudian kita katakana kepadanya: ‘ Anda boleh menjamak antara dua sholat, apabila anda merasa kesulitan untuk melakukan sholat pada waktunya masing-masing. Maka tidak boleh baginya untuk mengqoshor! Tapi seandainya pasien berasal dari kota lain dan dia berobat di Riyadh, maka kita katakana kepadanya: ‘Silakan qoshor dan jamaklah (sholat anda)’
Keempat:pesan saya juga untuk saudara sekalian, apabila pasien adalah lawan jenis, dalam arti apabila tertuntut oleh keadaan yang darurat, sehingga seorang dokter pria mengobati pasien wanita, waspadalah terhadap fitnah ini! Maka janganlah membuka bagian tubuhnya kecuali sesuai kebutuhan saja, dan dengan mengurangi obrolan-obrolan atau penanganan, karena syaitan berjalan dalam tubuh anak adam (di dalam) jalan darahnya. Terkadang anda akan berkomentar dalam kondisi semacam ini,’tidak mungkin seseorang akan tergoda syahwatnya’ atau komentar-komentar semisalnya. Maka kita jawab: itu benar, itulah asalnya, tapi apa pendapat anda apabila syaitan berjalan di dalam tubuh manusia (di dalam) peredaran darahnya? Bukankah mungkin sekali dia akan menyesatkan orang ini?’jawabnya,’ya,mungkin sekali!’
Juga wasiat (pesan) saya kepada saudara-saudara untuk bersungguh-sungguh menghadapkan pasien ke arah kiblat tatkala sholat, semampu mungkin! Kalau perlu dengan cara kita putar ranjangnya, jika memungkinkan maka lakukanlah! Jika tidak mungkin, maka katakana kepada pasien anda,’Bertakwalah kepada Alloh bagaimanapun keadaanmu!’ Alloh Ta’alaa berfirman:
‘ Dan kepunyaan Alloh-lah timur dan barat, maka kemanapun kamu menghadap di situlah wajah Alloh. Sesungguhnya Alloh Maha Luas (rahmat-Nya) lagi Maha Mengetahui.’ Q.S.Al Baqoroh:115
Juga Alloh Ta’alaa berfirman:
“Alloh tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya…’ Q.S. Al Baqoroh:286
“ Maka bertakwalah kamu kepada Alloh menurut kesanggupanmu…” Q.S. At Taghobun:16)
Anda tenangkan hatinya, dan katakana kepadanya: ‘Apabila kebiasanmu adalah sholat menghadap kiblat, maka telah dituliskan bagimu pahala (menghadap kiblat) itu secara sempurna.’ Dan hal ini sesuai dengan sabda nabi shollallohu ‘alaihi wasallam:
‘Apabila seorang hamba sakit atau melakukan safar, (maka) dituliskan baginya pahala amal-amalan yang dia kerjakan tatkala dia sehat dan mukmin.’
Dan juga wasiat(pesan) untuk saudara-saudara: untuk berwasiat/berpesan kepada para pasien, apabila mereka (disatukan satu sama lain) di dalam satu kamar. Saudara pesankan kepada mereka untuk tidak saling mengganggu satu sama lain, karena terkadang sebagian pasien mengganggu pasien lainnya, terkadang dengan cara mendengarkan tape recorder ataupun radio, apabila perkara ini memang dilarang, maka barangkali saja dia mengganggu dengan bacaan Al Qur’an,membaca Al Qur’an dan mengeraskan suaranya. Nabi shollallohu’alaihi wasallam bersabda kepada sahabat-sahabatnya yang sebagian mengeraskan bacaannya. Apa yang beliau ucapkan? Beliau bersabda: ‘ Janganlah kalian saling mengganggu satu sama lain dalam membaca Al Qur’an!’
Saya juga berpesan kepada saudara sekalian untuk tidak memperbanyak obrolan dengan para perawat wanita, kecuali sesuai dengan tingkat kedaruratan (kebutuhan) dengan berusaha menjaga pandangan. Karena masalah ini sangat berbahaya, terkadang obrolan-obrolan itu mendorong kepada hal-hal yang lebih buruk lagi! Tapi apabila hal itu dibutuhkan (darurat) maka boleh dilakukan, hanya saja tetap harus menjaga pandangan semampu mungkin.
Saya juga berpesan kepada saudara sekalian untuk menjaga jam kerja (disiplin). Jangan sampai terlambat dari awal waktu kehadiran dan jangan keluar sebelum waktu keluar. Karena waktu ini bukanlah hak kalian! Jam kerja bukanlah hak dia, karena dia telah mengambil upah dari jam kerjanya, setiap detiknya ada perhitungan baginya dari upahnya! Maka tidak halal bagi seseorang untuk terlambat dari awal jam kehadiran dan tidak boleh maju dari jam pulang, seseorang harus menunaikan amanahnya!
Dan, saya berpesan kepada saudara-saudara untuk beriman dan yakin bahwa usaha saudara-saudara ini hanyalah sekedar (menunaikan ) sebab, sedangkan keputusan (akhir) berada di tangan siapa? Berada di tangan Alloh ‘azza wajalla! Terkadang seseorang telah melakukan suatu sebab dengan sempurna, tetapi tidak ada hasilnya, karena keputusan (akhir) berada di tangan Alloh. Oleh karena itu apabila seseorang mengutip hadits:’ Habbatussauda adalah obat dari segala penyakit kecuali maut.’ Maka (seakan-akan) konsekuensinya tidak ada seseorangpun akan sakit, tetapi (ketahuilah) bukan seperti itu kenyataannya. Habbatussauda adalah suatu sebab (kesembuhan), hal ini tidak diragukan lagi. Tapi sebab (sarana) ini terkadang tidak mendapatkan hasil karena adanya penghalang. Maka meskipun anda adalah orang yang sangat teliti (pandai) dan ikhlas, terkadang usaha anda tidak mendatangkan hasil sesuai dengan keinginan anda. Ketahuilah bahwa keputusan berada di tangan Alloh!
Saya berpesan kepada saudara-saudara untuk mengucapkan Basmallah ketika memulai proses pengobatan dan operasi, karena setiap perkara penting apabila tidak dimulai dengan Basmallah,maka perkara itu akan terputus berkahnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar