Minggu, 07 Agustus 2011

untuk dokter dan mahasiswa kedokteran.. #part 2

Untuk Dokter dan Mahasiswa Kedokteran..
Bagaimana Engkau berkhidmat untuk Islam..??! (lanjutan)
Oleh: Nada binti 'Abdul 'Aziz Muhammad al-Yusufy


Pasien-Pasienmu... Bagaimana Engkau Mendakwahi Mereka..?

Harapkanlah pahala dari Alloh Semata ketika engkau mengobati mereka, karena Alloh Ta'ala berfirman,
وَمَنْ أَحْيَاهَا فَكَأَنَّمَا أَحْيَا النَّاسَ جَمِيعًا (المائدة: 32)
"Dan barang siapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah ia memelihara kehidupan manusia semuanya" (Al-Maaidah: 32)

Dan sabda Nabi Shallallohu 'Alaihi wa Sallam,
مَنْ فَرَّجَ عَنْ مُؤْمِنٍ كَرْبَةً مِنْ كُرُبِ الدُّنْيَا فَرَّجَ اللهُ عَنْهُ كَرْبَةً مِنْ كُرُبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ
"Barangsiapa melapangkan dari seorang mukmin kesempitan dari kesempitan-kesempitan dunia, maka Alloh akan melapangkan darinya kesempitan dari kesempitan-kesempitan pada hari kiamat"

Dan jika engkau menjadi terkenal karena berhasil mengobati mereka, maka itu semata fadl (keutamaan) dari Alloh. Jangan engkau tertipu dengan keterkenalanmu itu.

Bersabarlah atas mereka saat mengobati mereka. Di saat yang sama, jika mereka adalah orang-orang yang lebih tua umurnya, muliakanlah mereka. Dan jika anak-anak, sayangilah mereka. Sayangilah orang-orang yang bersedih hati karena tertimpa bencana, karena Nabi Shallallohu 'Alaihi wa Sallam bersabda,
فِيْ كُلَّ ذَاتِ كَبِدِ رُطْبَةٍ أَجْرٌ
"Dalam setiap menghilangkan kesempitan makhluk hidup terdapat pahala"

Do'akan mereka... Juga, mintalah do'a mereka. Di antara orang-orang yang sakit tersebut, ada orang yang tidak punya apa-apa selain do'a. Dan sungguh ada di antara mereka orang yang apabila dia bersumpah atas nama Alloh, benar-benar Alloh akan menerima sumpahnya.

Nasehatilah mereka... nasehatilah mereka untuk membersihkan akidah dari jimat, tamiimah, ahjibah (sejenis jimat juga) dan selainnya. Orang sakit yang berada dalam kondisi lemah akan menerima apapun yang ditunjukkan dokter kepadanya. Kemudian anjurkan dia untuk shalat, memakai jilbab dan sebagainya. Dan harus tertib (urut) ketika mendawahi mereka (mulai dari hal yang paling penting, kemudian yang lebih penting, kemudian yang penting dan seterusnya). Misalnya, ada seorang dokter terkadang memulai dengan menganjurkan pasien untuk tidak merokok, padahal mendakwahi pasien untuk menjauhi kesyirikan dan dosa-dosa besar seharusnya didakwahkan terlebih dahulu.


Anjurkan mereka untuk bersuci dan shalat. Ingatkan mereka dengan Alloh agar mereka menyerahkan urusan keberhasilan pengobatan kepada Alloh. Sesungguhnya dokter hanyalah sebuah sebab saja. Takdir Alloh tetap berlaku atasnya.

Tanyakan keadaan mereka di rumah. Tentang anak-anak mereka atau tentang bapak-bapak mereka. Berlemah lembutlah bersama mereka, terbuka dan lues tanpa harus terpaku dengan kontrak resmi dokter-pasien. Akan tetapi dengan syarat, jauhi kata-kata indah yang membangkitkan nafsu, karena hal itu akan menggiring ke arah perbuatan tercela.[1]

Persiapkan kaset-kaset ceramah atau buku-buku dan hadiahkanlah kepada orang-orang yang sakit itu. Memungkinkan juga seorang dokter membawa poster-poster yang berkaitan dengan penyakit pasien. Atau mungkin menunjukkan pasien buku-buku yang yang berhubungan dengan penyakitnya. Karena orang yang sedang sakit umumnya punya waktu yang cukup luang untuk membaca. [2]

Hormati pasien dan penuhi hak-haknya. Di antaranya, beritahukan pasien tentang penyakitnya dan menentukan terapi yang sesuai dengan kadar sakitnya disertai penjelasan kepada pasien. Jelaskan kepada pasien tindakan medis yang akan dilakukan dengan cara yang menyenangkan dan mudah difahami, sehingga tidak terjadi salah faham dengan terlebih dahulu meminta izin pasien. Perhatikan kaidah-kaidah syar'i jika hendak menyingkap aurat wanita saat keadaan darurat. Tidak boleh menyingkap aurat baik pasien laki-laki ataupun wanita kecuali dalam keadaan darurat.

Jaga rahasia-rahasia pasien, do'akan dan ruqyah secara syar'i. Diriwayatkan dari Aisyah Rodhiyallohu 'Anha bahwa Nabi Shallallohu ‘Alaihi wa Sallam menjenguk keluarganya yang sakit. Beliau mengusapnya dengan tangan kanan beliau sambil mengucapkan,
اَللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ أَذْهِبِ البَأْسَ , اِشْفِ أَنْتَ الشَّافيِ لَا شِفَاءَ إِلَّا شِفَاؤُكَ , شِفَاءٌ لَا يُغَادِرُ سَقَمًا"(متّفق عليه)
"Ya Alloh, Robb Manusia, hilangkanlah malapetaka, sembuhkanlah sesungguhnya Engkulah Yang Menyembuhkan. Tidak ada kesembuhan kecuali kesembuhan (dari) Mu, kesembuhan yang tidak menyisakan sakit" (Muttafaqun 'Alaih)

Dari Utsman Ibnu Abil 'Ash Rodhiyallohu ‘anhu bahwasanya beliau mengadu kepada Rosululloh Shallallohu ‘Alaihi wa Sallam tentang sakit yang dia rasakan pada tubuhnya. Maka Rosululloh Shallallohu ‘Alaihi wa Sallam bersabda kepadanya,
"ضِعْ يَدَكَ عَلىَ الَّذِيْ يأْلَمُ مِنْ جَسَدِكَ وَقُلْ : بِسْمِ اللهِ – ثَلَاثاً – وَقُلْ سَبْعَ مَرَّاتٍ : أَعُوْذُ بِعِزَّةِ اللهِ وقُدْرَتِهِ مِنْ شَرِّ مَا أَجِدُ وَأُحَاذِرُ "[رواه مسلم]
"Letakkan tanganmu pada bagian tubuhmu yang sakit dan ucapkanlah 'Bismillah'–sebanyak tiga kali-, lalu ucapkan sebanyak tujuh kali 'Aku berlindung dengan keperkasaan Alloh dan kekuasaan-Nya dari keburukan sakit yang aku dapati dan aku takutkan' " (HR. Muslim) [3]

Ingatkanlah mereka untuk membaca Al-Qur'an, melakukan Ruqyah Syar'iyyah, dan bezikir.

Apabila ditakdirkan salah seorang pasien mendekati ajalnya, maka wajib untuk men-talqin-nya dengan kalimat syahadat "Laa Ilaaha illallohu" sungguh nabi telah bersabda,
لَقِّنُوْا مَوْتَاكُمْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ
"Talqinlah orang (yang hendak) meninggal (di antara) kalian dengan 'Laa Ilaaha illallohu'

Akan tetapi men-talqin haruslah dengan kelembutan. Tidak boleh mengatakan: "Wahai Fulan, ucapkan Laa Ilaaha illalloh" karena ajalmu telah dekat". Akan tetapi mungkin dengan mengingatkannya kepada Alloh. Apabila engkau mengingatkan kepada Alloh di sisinya maka dia akan teringat untuk mengucapkan "Laa Ilaaha illalloh". Sekalipun dia kafir perintahkan kepadanya untuk mengucapkan "Laa Ilaaha illalloh", karena sungguh Nabi Shallallohu 'Alaihi wa Sallam berkata kepada paman beliau Abu Thalib ketika Abu Thalib mendekati ajalnya,
يَا عَمِّ قُلْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ كَلِمَةً أُحَاجُّ لَكَ بِهَا عِنْدَ اللهِ
"Wahai Paman, ucapkanlah Laa Ilaaha illalloh, satu kalimat yang dengannya aku akan jadikan hujjah untukmu di sisi Alloh".
Dan Nabi telah berkata kepada seorang anak yahudi saat beliau Shallallohu 'Alaihi wa Sallam menjenguknya ketika anak tersebut mendekati ajalnya. Maka sang anak menengok ke arah bapaknya seakan-akan ia meminta izin darinya. Maka bapaknya berkata kepadanya "Ta'atilah Abal-Qosim (Rosululloh) wahai anakku", maka anak tersebut menjadi Islam setelah mengucapkan kalimat syahadat. Tak lama kemudian ia meninggal dunia, maka Rosululloh Shallallohu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,
اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَنْقَذَهُ مِنَ النَّارِ
"Segala puji bagi Alloh yang telah menyelamatkannya dari api neraka"[4]

Harapkanlah pahala dari Alloh saat mengunjungi orang-orang yang sedang sakit itu. Sungguh para shahabat Rosullulloh sebagian mereka mengingatkan sebagian yang lain tentang hal ini.

Dalam hadits Tsuwair dari bapaknya, ia berkata, "Ali (bin Abi Thalib) memegang tanganku seraya berkata, 'Ayo berangkat bersama kami menjenguk Hasan bin Ali'. (Maka kami berangkat). Kami mendapai Abu Musa al-'Asy'ary berada di sisi Hasan. Ali berkata kepada Abu Musa, "Apakah Engkau datang untuk menjenguk atau hanya berkunjung saja?" Lebih lanjut Ali berkata, "Sesungguhnya aku mendengar Rosululloh Shallallohu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,
مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَعُوْدُ مُسْلِماً غَدْوَةً إِلَّا صَلَّى عَلَيْهِ سَبْعُوْنَ أَلْفٍ مَلَكٌ حَتَّى يُمْسِيَ وَ لا يَعُوْدُهُ مَسَاءً إِلَّا صَلَّى عَلَيْهِ سَبْعُوْنَ اَلْفٍ مَلَكٌ حَتَّى يُصْبِحَ وَكَانَ لَهُ خَرِيْفٌ فيِ الْجَنَّةِ
"Tidaklah seorang muslim menjenguk saudaranya muslim pada pagi hari melainkan 70 ribu malaikat bershalawat untuknya hingga dia memasuki waktu sore. Dan tidaklah ia menjenguk saudaranya muslim pada sore hari melainkan 70 ribu malaikat akan bershalawat untuknya hingga dia memasuki waktu pagi, dan (disediakan) baginya buah-buahan di surga" [5]

Nabi Shallallohu ‘Alaihi wa Sallam juga bersabda,
مَنْ عَادَ مَرِيضًا مَشَى فِي خِرَافِ الْجَنَّةِ فَإِذَا جَلَسَ عِنْدَهُ اسْتَنْقَعَ فِي الرَّحْمَةِ فَإِذَا خَرَجَ مِنْ عِنْدِهِ وُكِّلَ بِهِ سَبْعُونَ أَلْفٍ مَلَكٌ يَسْتَغْفِرُونَ لَهُ ذَلِكَ الْيَوْمَ (رواه مسلم.)
"Barangsiapa yang menjenguk orang sakit, maka (kelak) dia akan berjalan di (sekeliling) buah-buahan surga. Jika dia duduk di sisi orang yang sakit maka dia akan diliputi dengan rahmat. Apabila dia keluar dari sisi orang yang sakit, maka akan diwakilkan 70 ribu malaikat untuk memintakan ampun baginya pada hari itu"(HR. Muslim)

Memungkinkan bagimu untuk mepergunakan beberapa rekaman yang bermanfaat supaya pasien yang tengah menunggu pemeriksaan mendengarkannya, dengan tetap diperhatikan orang-orang yang berbicara dalam rekaman punya gaya bahasa yang baik dan sopan, dengan durasi rekaman yang bervariasi di sesuaikan kondisi pasien. Jangan menyetel volume terlalu keras, matikan apabila ternyata suara rekaman mengganggu pasien.

Dan memungkinkan juga bagimu meletakkan beberapa buku kecil yang isinya padat, temanya bemacam-macam, tentang shlalat, taubat, cinta kepada Alloh, keutamaan zikir, dan lain-lain. Atau menyiapkan poster-poster dan majalah-majalah yang bermanfaat. Atau memungkinkan juga engkau meletakkan papan di kamar tunggu yang ditulisi setiap hari satu ayat atau hadits yang menganjurkan kepada perilaku-perilaku mulia.[6] Hiburlah pasien dengan kata-kata yang baik. Seperti,
لَا بَأْسَ طَهُوْرٌ إِنْ شَاءَ اللهُ
"(Sakitmu) tidak apa-apa, sebagai pembersih (dosa) insya Alloh."

Dan ingatkan pasien tentang keutamaan sakit, bahwa sakit sebagai kaffaroh (penebus) dan pembersih dosa bagi mereka.


Mendakwahi Kerabat Pasien

Hal-hal yang telah di sebutkan tadi juga bisa diterapkan untuk mendakwahi kerabat pasien. Seorang dokter punya keharusan duduk-duduk bersama mereka, bertatap muka dengan mereka untuk menjelaskan keadaan pasien. Kemudian memuliakan mereka disela-selai dengan memberikan nasehat kepada mereka. [7]


Bagaimana Mendakwahi Pekerja-Pekerja di Rumah Sakit..?

Yang dimaksudkan di sini adalah selain dokter. Yaitu para perawat, teknisi rumah sakit, bagian administrasi, sopir-sopir, dan selain mereka. Ada beberapa hal yang bisa di lakukan untuk mendakwahi mereka, di antaranya:
Perhatikan penempatan pekerja-pekerja tersebut, jangan anggap remeh penempatan pekerja berdasarkan jenis kelamin atau jabatan, atau selainnya.

Usahakan agar yang menjadi ketua di tiap-tiap bagian adalah orang-orang yang baik, karena mereka adalah penentu kebijakan dan pembuat keputusan. Dan terkadang Alloh memberi manfaat yang merata lewat mereka sehingga tidak banyak membuang tenaga dan waktu.

Berusaha mendakwahi pekerja-pekerja non muslim dan menyediakan buku-buku tentang Islam dan kaset-kaset ceramah untuk mereka. Muamalah dengan mereka adalah muamalah untuk mendekatkan mereka kepada Islam. Jangan buat mereka lari dari Islam. Dan sungguh usaha ini telah membuahkan hasil di beberapa rumah sakit. Kami melihat kebanyakan dari pekerja-pekerja non muslim itu masuk agama Alloh dengan berbondong-bondong. Cukup untukmu sabda Rosululloh Shallallohu ‘Alaihi wa Sallam.
لَأَنْ يَّهْدِيَ اللهُ بِكَ رَجُلاً وَاحِداً خَيْرٌ لَكَ مِنْ حُمُرِ النَّعَمِ
"Sungguh (jika) Alloh memberikan petujuk lewat dirimu satu orang laki-laki, itu lebih baik bagimu dari unta-unta merah" [8]

Berhati-hati saat bermualah dengan wanita, hindari "memperindah kata-kata" saat berbicara dengan mereka, entah untuk keperluan dakwah atau kepentingan medis sekalipun. Karena hal tersebut bisa mendorong kepada perbuatan-perbuatan maksiat yang tidak terpuji, menimbulkan fitnah, atau terjadi salah faham.


Mendakwahi Pemerintah Setempat.

Mereka pemerintah setempat masuk kategori yang Rosulloh Shallallohu ‘Alaihi wa Sallam sabdakan,
إِنَّ اللهَ لَيَزِعُ بِالسُّلْطَانِ مَا لَا يَزِعُ بِالْقُرْآنِ
"Sesungguhnya Alloh benar-benar mencegah (kerusakan) dengan penguasa apa yang Dia (Alloh) tidak cegah dengan Al-Qur'an.
Lewat tangan-tangan merekalah –sesudah Alloh- tercipta perbaikan, atau sebaliknya dengan sebab mereka terjadi kerusakan yang besar. Oleh karena itu, merupakan kewajiban untuk mendakwai mereka. Bisa lewat surat atau berbicara kepada mereka dengan cara-cara yang tepat dengan tetap menjaga kewibawaan mereka. Dan sudah sudah sepantasnya bagi orang-orang yang cemburu dengan agamanya dan berharap kebaikan dunia akhirat untuk saling bekerjasama dalam urusan ini, merasa takut kepada Alloh dan mengharapkan ganjaran yang ada di sisi-Nya.

Adapun orang-orang shalih dari kalangan pemerintah tersebut, maka sepantasnya untuk saling berkasih sayang dengan mereka, membantu mereka, berada di samping mereka, dan mengokohkan mereka secara maknawy.[9] Berterimakasihlah kepada mereka dan berilah mereka dukungan moril atas jasa baik mereka.


Berdakwah Tanpa Batas

Para dokter tanpa ada batas menjelajahi bumi dari ujung ke ujung menyebarkan prinsipnya. Namun tidak ada dokter yang lebih baik dari seorang dokter muslim da'i yang bertauhid dan memiliki semangat menyala serta keberanian untuk berdakwah tanpa batas. Maka sepantasnya seorang dokter da'i melintasi batas tempat prakteknya, kotanya, dan negaranya untuk berdakwah dengan tetap tidak mengabaikan kewajiban dokternya dan keluarganya.

Memungkinkan seorang dokter sehari dalam seminggu atau sehari dalam dua minggu untuk berbagi kebaikan. Seperti kegiatan sosial mengunjungi rakyat kecil. Semoga Alloh memberikan manfaat dengannya secara khusus. Kebanyakan penyakit dan sakit-sakit yang berat di derita oleh fakir miskin, maka hendaklah ia mendermakan ilmu kedokteran yang dimilikinya, mudah-mudahan Alloh memberikan naafi' (manfaat) dengan ilmunya.[10] Dan memungkinkan juga seorang dokter mengkhususkan dua minggu dalam setahun untuk berdakwah dan memberikan pengobatan di daerah yang membutuhkan.

Sangat bagus jika dibentuk sebuah forum dokter untuk menentukan rencana-rencana rumah sakit dengan mengikut sertakan lembaga-lembaga sosial resmi. Hendaklah mereka membuat perencanaan mendalam tentang forum ini. Kemudian membentuk dewan pimpinan dan dewan penasehat, sebagiannya dari para du'at dan sebagiannya lagi dari dokter dengan spesialisasi yang berbeda-beda. Kemudian menyusun program untuk mengunjungi negara-negara miskin dan selain negara miskin dunia, yang datanya di ambil dari pemberitaan Rabithah al-'Alam al-Islamy atau organisasi Islam lainnya. Rencana ini disempurnakan dengan menitikberatkan pada pelayanan kedokteran dan dakwah, agar dengan ini semua terwujud dakwah kepada orang-orang non muslim. Jika mereka orang-orang muslim, lepaskan mereka dari bantuan-bantuan dan monopoli orang-orang nasrani. Hilangkan keraguan mereka tentang agama Islam ini...[11]


Seni Merubah Kemungkaran.

Ketika seorang dokter muslim melihat kemungkaran di rumah sakit atau di seputar pekerjaannya, maka dia teringat kewajiban syar'i dan rukun yang asasi, yaitu amar ma'ruf nahi mungkar. Maka dia berupaya mencegah kemungkaran dengan tangannya. Jika belum mampu dengan tangan maka dengan dengan lisannya. Dan jika belum mampu dengan lisan, maka dengan hatinya. Dengan satu syarat, ia lakukan semua itu dengan hikmah dan mau'izhatil hasanah (nasehat yang baik), dengan tetap santun dan lembut, dan menjauhi sikap kasar, suara keras, dan emosi agar tidak terjadi kerusakan. Seorang muslim diperintah untuk memberi nasehat dan bimbingan, adapun hasil bukan di tangannya. Sesunggahnya taufik dan hidayah hanya di tangan Alloh ‘Azza wa Jalla. [12]

Dan sisi ini membutuhkan fiqih dakwah tentang metode-metode dakwah dan beramar ma'ruf nahi mungkar, tidak diserahkan kepada ijtihad (pendapat-pendapat) pribadi. Akan tetapi wajib semua itu sejalan dengan akhlak dan adab seorang muslim yang faham tentang agamanya, yang menyeru kepada agama Alloh di atas bashirah (ilmu).

Tidak boleh diam terhadap kemungkaran, karena hal itu akan menyebabkan kemungkaran bertambah kuat sehingga membuatmu berpaling dan menarik diri (untuk mengingkari kemungkaran tersebut) karena merasa takut akibat-akibatnya. Wallohul musta'an, hanya Alloh tempat meminta pertolongan.


Dokter Wanita Yang Kita Inginkan

Kami menginginkannya menjadi dokter sekaligus seorang da'iyah. Apabila ia seorang dokter da'iyah muslimah, maka sepantasnya ia merealisasikan apa-apa yang telah kami paparkan di atas. Maka yang pertama kali, dia adalah seorang 'wanita muslimah' (sebelum sebagai dokter).
Berdakwah kepada Alloh, melaksanakan amalan-amalan Islam tidak terbatas hanya untuk kaum laki-laki saja, akan tetapi wanita juga andil untuk melaksanakan kewajiban ini, apapun kedudukannya. Wanita dalam hal kewajiban berdakwah adalah sama seperti laki-laki. Bahkan terkadang peran wanita lebih penting, karena sesungguhnya wanita adalah sekolah pertama untuk mencetak generasi. Apabila wanita baik maka akan baiklah masyarakat.

Di antara yang menguatkan keyakinan kami akan pentingnya dan mendesaknya peran wanita dalam berdakwah adalah adanya nash-nash dari Kitab (Al-Qur'an) dan Sunnah yang menerangkan bahwa kaum laki-laki dan wanita sama-sama mendapat taklif (beban/kewajiban menunaikan perintah agama). Seperti firman Alloh ‘Azza wa Jalla,
وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ (آل عمران:104)
"Dan Hendaklah ada di antara kamu segolongan ummat yang menyeru kepada kebaikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang mungkar. Merekalah orang-orang yang beruntung." (Ali Imron: 104)

Demikian juga adanya nash yang jelas dan khusus menerangkan taklif wanita dalam berdakwah, sebagaimana yang Alloh Ta'ala firmankan tentang istri-istri nabi Shallallohu ‘Alaihi wa Sallam,
وَاذْكُرْنَ مَا يُتْلَى فِي بُيُوتِكُنَّ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ وَالْحِكْمَةِ إِنَّ اللَّهَ كَانَ لَطِيفاً خَبِيراً .(الأحزاب:34)
"Dan ingatlah apa yang dibacakan di rumahmu (istri-istri Nabi) dari ayat-ayat Alloh dan hikmah (Sunnah Nabimu). Sesungguhnya Alloh adalah Maha Lembut lagi Maha Mengetahui." (Al-Ahzab: 34).

Sungguh dokter wanita lebih dibutuhkan dari wanita-wanita lainnya karena mereka mempunyai ilmu paling banyak. Dan seluruh lapisan masyarakat membutuhkannya dan berbaur dengannya. Rosululloh Shallallohu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,
مَنْ دَعَا إِلَى هُدًى كَانَ لَهُ مِنَ اْلأَجْرِ مِثْلُ أُجُوْرِ مَنْ تَبِعَهُ لَا يُنْقَصُ مِنْ أُجُوْرِهِمْ شَيْئاً وَمَنْ دَعَا إِلَى ضَلَالَةٍ كَانَ عَلَيْهِ مِنَ الْإِثْمِ مِثْلُ آثَامِ مَنْ تَبِعَهُ (رواه مسلم وابن ماجه وابوداود)
"Barangsiapa yang mengajak kepada petunjuk, maka baginya pahala semisal pahala orang yang mengikutinya, tidak dikurangi dari pahala mereka sedikitpun. Dan barangsiapa yang mengajak kepada kesesatan, maka baginya dosa semisal dosa orang yang mengikutinya". (HR.Muslim, Abu Dawud, Ibnu Majah, dll)

Di depan telah dijelaskan, bagi seorang dokter, untuk merealisasikan kewajiban dakwah ini adalah mudah, segala puji bagi Alloh. Manusia senantiasa menerima dari dokter apa yang tidak mau mereka terima dari yang lain. Dokter, manusia akan mendatanginya tanpa harus membebani diri menyiapkan segantang emas untuk mendatangkan mereka.

Dokter wanita muslimah da'iyah senantiasa mengetahui bahwa berdak'wah kepada Alloh adalah jalannya para nabi, dan pintu pahala yang bisa dia pergunakan untuk membangun sebesar gunung pahala. Jika Alloh memberi petunjuk dengan sebab dia kepada satu orang wanita, maka itu lebih baik baginya dari unta-unta merah.

Dokter muslimah da'iyah senantiasa menyadari bahwa dunia adalah ladang untuk negeri keabadian, akhirat. Dan dia sadar bahwa semua perbuatan akan dihisab, yang kecil maupun yang besar.

Seorang dokter muslimah adalah seorang da'iyah dengan akhlaknya dan perbuatannya... adalah seorang da'iyah dengan jilbabnya dan sifat malunya… adalah seorang da'iyah dengan akhlak haya' nya dan kesungguhannya melaksanakan perintah Ilahi tatkala ia dibebani dengan perintah itu. Ia adalah seorang da'iyah dengan lisan dan hartanya… adalah seorang da'iyah dengan kebiasaan baiknya dan keteguhannya dalam kebenaran.. dan ia tidak akan pernah rela melepaskan kebenaran itu, tidak merasa takut (berjuang) di jalan Alloh walau sekejap matapun.. ia adalah seorang da'iyah karena ia merubah kemungkaran.

Ia seorang dokter muslimah da'iyah karena menebar kebaikan dan mengajak teman-temannya berbuat kebaikan. Ia seorang dokter muslimah da'iyah karena ketawadu'annya, kemurahan hatinya, dan nasihatnya untuk pasien-pasiennya. Ia seorang dokter muslimah da'iyah karena ia sangat faham tentang hukum-hukum thaharah (bersuci) dan shalat, dan ia selalu ingat untuk memperbaharui taubatnya kepada Alloh, berlindung dan bertawakkal kepada-Nya.

Dokter muslimah da'iyah tahu bahwa tidaklah agama nasrani itu tersebar melainkan lewat sepatu-sepatu dokter. Maka ia sebagai dokter muslimah bergegas memajukan pengobatan dan berdakwah kepada agama Islam yang haq. Bahkan berusaha mendakwahi wanita-wanita non muslim yang bermuamalah dengannya.
Dokter muslimah da'iyah menyalakan lampu hidayah di tengah rintangan yang menghadang dan jalan-jalan yang rusak. Ia memulai dari dirinya, maka ia mendidik dirinya dan memperbaiki keadaannya. Senjatanya adalah takwa. Ia bersyukur atas nikmat Alloh yang memberinya hidayah dan menganugerahkan keteguhan kepadanya di zaman yang penuh dengan gelombang fitnah, fitnah syubhat dan fitnah syahwat.

Dokter muslimah da'iyah selalu berbuat yang terbaik untuk agama ini. Belajar dan mengajar, memerintahkan yang ma'ruf dan mencegah yang mungkar. Dan ia mencurahkan jiwanya dan miliknya yang paling berharga untuk agama ini.

Dokter muslimah da'iyah meneguhkan kesabarannya bersama orang yang berdo'a kepada Robb-nya diwaktu pagi dan petang mengharapkan wajah Alloh. Dokter muslimah da'iyah menyadari bahwa sekian orang yang mengerang kesakitan akan datang menghampirinya, maka ia ingat ia adalah seorang da'iyah sebelum sebagai dokter. Bahkan dia adalah seorang da'iyah walupun masih duduk di bangku kuliah.

Dokter muslimah da'iyah mengetahui pentingnya ilmu syar'i, maka ia bergegas menuntut ilmu syar'i. Ia sadar, bahwa kapanpun ia mengikhlaskan niatnya untuk Alloh ‘Azza wa Jalla maka Alloh akan memberkahi waktu dan pekerjaannya.

Dokter muslimah da'iyah mengetahui bahwa ia dituntut untuk profesional dalam pekerjaannya. Jika dia renungkan pekerjaan ini, maka dia akan membalik pekerjaan dan belajarnya untuk ibadah dan mencari pahala.

Dokter muslimah da'iyah mengetahui bahwa kedokteran adalah tanah yang subur untuk berdakwah, menyalakan pelita untuk memberi petunjuk orang yang bingung. Kedokteran adalah untuk ruh sebelum jasad... kedokteran untuk jiwa dan hati yang tersesat... pengobatan untuk hati yang kacau... untuk menerangi jalan orang-orang yang bingung dengan ayat-ayat Al-Qur'an...

Dokter muslimah da'iyah adalah seorang da'iyah karena ia senantiasa menimbang dengan timbangan yang benar, dan memberikan kepada setiap orang apa yang menjadi haknya dalam kehidupannya, baik berupa ilmu atau amal. Dan ia menjaga hak-hak pasien yang bersifat pribadi yang dihadapkan kepada suaminya, anak-anaknya, atau keluarganya.

Dokter muslimah da'iyah adalah harapan ummat, maka hendaklah setiap dokter muslimah melihat dirinya, apakah benar ia termasuk dokter da'iyah harapan ummat..?? Dan hendaklah setiap dokter muslimah bersemangat mengejar apa yang selama ini telah luput darinya.


Sudahkah Kamu Berfikir Bahwa Untuk Berbuat Kebaikan Tidak Terbatas Pada Praktek dan Belajar Mengajar Saja..?

Sangat banyak ide-ide dakwah yang bisa di terapkan di lingkungan rumah sakit. Kami berpandangan seandainya ditekuni oleh seseorang dengan ikhlas dan profesional, akan menghasilkan buah yang matang dengan izin Alloh. Dan tidaklah dokter-dokter dituntut melakukan semuanya karena kesibukan dan sempitnya waktu yang mereka yang miliki, akan tetapi mereka dapat memfokuskan pada hal yang mereka mampu lakukan:

Membagi-bagikan kaset-kaset dan buletin-buletin yang bermanfaat, membuat majalah-majalah dinding yang memuat tema-tema dakwah yang bermanfaat dan relevan, dipilih yang sesuai kondisi dan waktu.
Membuat perpustakan Islam kecil-kecilan, berisi kitab-kitab, kaset-kaset, dan video kajian dalam dua bahasa, bahasa arab dan bahasa inggris, bertujuan untuk mengembangkan wawasan Islam, sarana pengajaran Islam yang benar, dan mendakwahkan Islam kepada non muslim.
Mengadakan semacam toko Maktabah Shautiyah Islamiyah di sebuah bilik kecil atau ruang tunggu rumah sakit atau semisalnya. Kemudian disewakan kepada salah satu Tasjilat Islamiyah. Yang dijual di tempat ini khusus kaset-kaset Islamy, buku-buku Islam, dan majalah Islam. Ide semacam ini sangat baik insya Allohu Ta'ala.
Menyampaikan kalimat-kalimat nasihat di masjid atau mushalla rumah sakit dan pelajaran-pelajaran ilmiyah, mengadakan muhadharah-muhadharah, dan pertemuan-pertemuan.
Mengadakan pertemuan ilmiyah kedokteran yang menjelaskan tentang tujuan utama Alloh menciptakan manusia.
Bergandeng tangan dengan kantor-kantor dakwah dan kantor urusan transmigrasi untuk mempersiapkan muhadharah-muhadharah Islamiyah dalam dua bahasa di aula muhadharah rumah sakit. Memungkinkan juga dikhususkan sebagian muhadharah untuk wanita dalam dua bahasa.
Menyiapkan kabel-kabel suara, dibentangkan ke kamar-kamar pasien untuk penyiaran Al-Qur'anul Karim. Pasien bisa mendengar lewat head phone untuk menghindari kegaduhan agar pasien lain tidak terganggu. Serta menempel jadwal acara bulanan siaran Al-Qur'anul Karim di beberapa lokasi rumah sakit. Lewat media kabel suara ini, bisa juga distel kaset-kaset ceramah tentang keutaman sakit, keutaman bala' dan ujian, hukum seputar orang orang sakit, hukum menziarahi orang sakit, dan tentang perkara-perkara lain yang membantu dalam urusan agama dan dunia mereka.
Mengadakan lomba Islamy, diperuntukkan bagi pegawai-pegawai rumah sakit untuk menggugah kesadaran mereka tentang Islam. Dan lomba yang dikhususkan untuk non muslim, berfokus menjawab pertanyaan-pertanyaan seputar Islam dalam beberapa lembar kertas, bersama itu diberikan buku-buku kecil, buletin-buletin tentang Islam, atau mungkin kaset rekaman dalam bahasa mereka. Tujuannya adalah memunculkan sedikit rasa pada mereka tentang agama yang benar ini dan secara tidak langsung mendakwahi mereka.
Membagi-bagikan majalah pendidikan Islam yang memuat tentang masyarakat umum, kaum terpelajar, dan profil keluarga. Menyebarkan faidah lewat cara ini membutuhkan modal dakwah yang sedikit sekali, akan tetapi hasil yang diperoleh mungkin tak kalah besarnya dari cara-cara sebelumnya, walaupun terkadang tidak nampak secara langsung. Majalah bisa dibagi-bagikan di ruang tunggu rumah sakit atau kamar pasien.
Meletakkan papan khusus nama-nama situs Islam di Internet, untuk mendidik pegawai-pegawai rumah sakit lewat jalur ini. Dan menunjukkan kepada pegawai non muslim tempat-tempat pembelajaran Islam dalam bahasa mereka.
Memberikan hadiah persalinan. Ini mirip seperti pemberian hadiah yang pernah dilakukan sebagian jamaah di beberapa rumah sakit berupa perkakas untuk bayi dan ibu yang melahirkan. Akan tetapi ditambahi dengan kaset-kaset dan buku-buku tentang pendidikan anak dan hak-hak anak. Bahagiakan sang ibu dan suami dengan kata-kata yang menyenangkan, sepeti: بُوْرِكَ لَكَ فِي الْمَوْهُوْبِ وَشَكَرْتَ الْوَاهِبَ وَبَلَغَ أَشُدَّهُ وَرُزِقْتَ بِره"Mudah-mudahan Anda diberi berkah pada (anak) yang diberikan dan Anda bersyukur kepada Yang Memberi (Alloh). Mudah-mudahan dia sampai usia dewasanya dan Anda dikaruniai kebaikannya"
Menyediakan nomor telepon khusus untuk melayani urusan syariat di rumah sakit. Pasien atau pegawai rumah sakit bisa menghubungi nomor tersebut dengan suka cita untuk meminta penjelasan tentang urusan agama mereka, sehingga pengarahan mereka menjadi sempurna. Atau memintakan penjelasan bagi mereka dengan menghubungkan mereka dengan ulama-ulama yang terpercaya.
Memasang jadwal waktu shalat dibeberapa tempat berbeda dirumah sakit sehingga orang-orang tahu waktu-waktu adzan dan bisa mengukur waktu istirahat dan bekerja. Diperkuat dengan membuat petunjuk arah kiblat yang benar di kamar-kamar pasien.
Memasang papan berisikan pelajaran ringkas tentang shalat orang sakit dan thaharahnya.
Mengadakan dauroh syar'iyyah untuk dokter-dokter dan perawat-perawat tentang dua fiqih, fiqih akbar (tauhid, akidah) dan fiqih ashgar, yaitu tentang hukum-hukum syariat.
Memberikan hadiah yang bermanfaat kepada pasien setelah mereka sembuh. Yaitu berupa buku-buku atau beletin-buletin dakwah.

Contoh Amaliyah Kedokteran Dengan Sudut Pandang Islam
Berdakwah kepada Alloh adalah kewajiban semua orang, terlebih-lebih dalam bidang kedokteran.
Bersemangat.. Tidak merasa hina menjalankan syariat-syariat Islam.
Mempersiapkah sebuah lajnah (komite/panitia) yang bertugas menyusun pedoman syar'i yang akan dipatuhi oleh mahasiswa kedokteran, dan menetapkan kaidah-kaidah syar'i untuk tiap tindakan kedokteran.
Ada upaya mengkhususkan kuliah kedokteran wanita dan obstetri di bawah pengawasan dosen-dosen yang yang terpercaya dari sisi amanah dan keteguhannya.
Berusaha untuk membangun balai-balai kesehatan yang tidak ada ikhtilath di dalamnya. Melakukan pengkajian dan membuat kebijakan-kebijakan untuk itu, dan menetapkan syarat-syarat peresmian balai kesehatan dengan perincian yang jelas.
Mengurangi mendatangkan dan mempekerjakan orang-orang non muslilm.
Memperhatikan pendatang-pendatang muslim di rumah sakit dan mengadakan pertemuan dan muktamar-muktamar syar'i untuk mereka.
Mendirikan kantor pelayanan agama di rumah sakit-rumah sakit. Membekali anggotanya dengan keterampilan kasar kedokteran yang syar'i, menguatkan bahwasanya tugas mereka adalah mendatangi pasien sehari-harinya dan mengajari pasien urusan agama mereka seperti thaharah, shalat, dan selainnya. Serta mendatangi orang yang berada dalam detik kematiannya (untuk untuk mentalqinnya).
Menguatkan dakwah. Kita akan merasa berat jika kita berdakwah sendiri-sendiri. Maka seharusnya dokter-dokter (bersama-bersama) menguatkan dan menyebarkan dakwah.
Membuat peraturan dan tata tertib umum yang bisa diambil faidahnya. Khususnya keharusan memakai jilbab syar'i, larangan merokok, larangan berkhalwat, larangan ikhtilath, sholat berjama'ah. Dan menerjemahkan peraturan dan tata tertib itu ke dalam bahasanya orang-orang yang bekerja di rumah sakit.
Bermusyawarah di antara orang-orang pilihan yang terbaik dari para dokter. Karena mengikuti kesombongan dan tipuan, akan membuahkan pendapat-pendapat yang salah yang akan merobohkan apa yang telah dibangun oleh yang lain. Alloh ‘Azza wa Jalla memerintahkan nabi-Nya Shallallohu 'Alaihi wa Sallam untuk bermusyawarah. Dia berfirman,
وشَاوِرْهُمْ فِي الأَمْرِ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ (آل عمران: 159)
"Dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Alloh. Sesungguhnya Alloh menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya." (Ali Imron: 159.


Harapan dan Perbuatan

Sesungguhnya apa yang telihat dan terdengar di zaman ini melapangkan dada dan menggembirakan jiwa. Yakni banyak pemuda-pemuda Islam datang belajar kedokteran secara ilmu dan amal. Maka tumbuh besarlah pemuda-pemuda itu dan berdiri kokoh di atas betisnya. Sehingga kami melihat pemuda dan orang yang shalih menduduki jabatan dan menyaingi musuh-musuh ummat. Mereka mengukuhkan bahwa mereka orang-orang yang punya kemampuan dan terpercaya dan merekalah yang lebih berhak memiliki kemampuan dan menyandang kepercayaan itu.

Mereka menggabungkan untuk pasien-pasien mereka antara kedokteran hati dan kedokteran jasad. Maka pengobatan itu manjur, hasilnya bagus dan bermanfaat. Kami bersuka cita dengan mereka. Dan hendaklah engkau merasa senang dan berbesar hati dengan sadarnya mereka itu. Mereka berada di dermaga yang besar dan jalan yang luas. Wajib bagi kita untuk menyatukan harapan dengan mereka dan berbagi derita dengan mereka. Semoga Alloh senantiasa menolong mereka dan meluruskan kekeliruan-kekeliruan mereka. Hendaklah mereka mengerti sesungguhnya ruang gerak mereka dibatasi (diatur syariat) dan sebenarnya kedudukan mereka tinggi (dengan aturan syari'at itu). Bahkan sesungguhnya sebagian fatwa syar'i dibangun atas lentera dan masukan yang mereka nyatakan dan mereka suarakan. [13]

Inilah sedikit dari yang banyak. Akan tetapi hendaklah diingat oleh setiap dokter sesungguhnya Alloh menciptakannya untuk beribadah kepada-Nya. Sesungguhnya kehidupan ini bukan sia-sia belaka, bukan sekedar memakai jas putih dan stetoskop. Akan tetapi, hidup adalah jihad dan ujian sampai Alloh mendatangkan perintah-Nya. Sesungguhnya ummat ini senantiasa berharap kepada dokter agar dia membawakan agama untuk mereka -sekurang-kurangnya dalam kedokteran ini- ketika ummat-ummat kafir (saat ini) bersatu padu menyerang Islam dari busur yang satu.

Jangan dilupakan, sesungguhnya telah terjalin perjanjian dan ikatan antara dia dengan Alloh saat dia belajar di bangku kuliah untuk bersungguh-sungguh berbuat yang terbaik yang mampu dia lakukan. Ingatlah Alloh ‘Azza wa Jalla telah berfirman,
ومِنْـهُـــم مَّنْ عَاهَدَ اللَّهَ لَئِنْ آتَانَا مِن فَضْلِهِ لَنَصَّدَّقَنَّ ولَنَكُونَنَّ مِنَ الصَّالِحِينَ * فَلَمَّا آتَاهُم مِّــن فَضْلِهِ بَخِلُوا بِهِ وتَوَلَّوْا وهُم مُّعْرِضُونَ * فَأَعْقَبَهُمْ نِفَاقاً فِي قُلُوبِهِمْ إلَى يَوْمِ يَلْقَوْنَهُ بِمَا أَخْلَفُوا اللَّهَ مَا وعَدُوهُ وبِمَا كَانُوا يَكْذِبُونَ [التوبة: 75-77
"Dan di antara mereka ada orang yang telah berikrar kepada Alloh: 'Sesungguhnya jika Alloh memberikan sebagian karunia-Nya kepada kami, pastilah kami akan bersedekah dan pastilah kami termasuk orang-orang yang shalih'. Maka setelah Alloh memberikan kepada mereka sebagian dari karunia-Nya, mereka kikir dengan karunia itu, dan bepaling, dan mereka memang orang-orang yang selalu membelakangi (kebenaran). Maka Alloh menimbulkan kemunafikan pada hati mereka sampai kepada waktu mereka menemui Alloh, karena mereka telah memungkiri terhadap Alloh apa yang telah mereka ikrarkan kepada-Nya dan (juga) karena mereka selalu berdusta." (At-Taubah: 75-77).

Kita berlindung kepada Alloh dari kemurkaan-Nya dan dari siksa-Nya yang pedih. [14]


Kedokteran dan Dakwah... Seiring Sejalan.

Sungguh kami mengakui kelemahan kami dan senantiasa kami memperbaharui niat ini. Sungguh kami tidak rela mencukupkan muamalah dengan orang-orang sakit itu sekedar diagnosa dan tulisan resep saja. Akan tetapi sebagaimana saudara kami seagama, hak mereka adalah hak kami dan kewajiban mereka juga kewajiban kami. Sungguh kami akan menampakkan Islam dalam penampilan-penampilan kami, dalam ucapan-ucapan kami, dalam gerak gerik dan diam kami, dalam pakaian-pakaian kami dan muamalah kami, dengan sebaik-baik akhlak dan perbaikan jiwa, agar dakwah terus berjalan di atas muka bumi.

Kami tidak lebih dari para petani… menanam benih dan menyemainya di sini dan di sana. Kami berharap kebaikan, tumbuh dan berbuah... Di saat yang sama, semoga tidak menimpa kami kekalutan fikiran, kelemahan, dan kebimbangan yang bisa mengendorkan semangat kami. Maka di sana ada benih yang akan menumbuhkan tanaman dalam waktu yang sebentar. Di sana juga ada benih yang baik, yang pasti akan menghasilkan buah sekalipun setelah seribu tahun…

Tetapilah kesabaran… karena kesabaran adalah akhlaknya para nabi... dan adat dakwah para muslihin, "Maka bersabarlah kamu sebagaimana Ulul 'Azmi dari rosul-rosul telah bersabar". (Al-Ahqaf: 35). Kesabaran adalah pokok yang agung.. maka camkanlah, sesungguhnya siapa yang sampai pada kedudukan ini, yaitu kedudukan orang-orang yang sabar, sungguh ia telah mendapatkan perkara yang paling penting (yaitu kebersamaan Alloh). "Bersabarlah, sesungguhnya Alloh bersama orang-orang yang sabar" (Al-Anfal: 46). Dan hendaklah kalian mengajarkan keutamaan sabar ini kepada pasien-pesien kalian.

Celaka orang yang berpaling dan lari dari berdakwah. Jangan sampai kalian merasa hina, merasa lemah, dan takut dengan cakar-cakar singa. Ada senjata penyelamat; rekaman ceramah, buku-buku agama, dan kata-kata (nasihat)... yang terpenting, jangan lemah dan jangan bimbang.
فَمَا وَهَنُوا لِمَا أَصَابَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَمَا ضَعُفُوا وَمَا اسْتَكَانُوا وَاللَّهُ يُحِبُّ الصَّابِرِينَ. (آل عمران:146)
"Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Alloh, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Alloh menyukai orang-orang yang sabar". (Ali Imron: 146)

Belajarlah bagaimana mengambil hati, bagaimana menjadi orang yang dicintai, bagaimana bergaul dengan manusia dengan beragam pandangan dan pemikiran mereka, bagaimana mendebat mereka, bagaimana berdiskusi dengan mereka, bagaimana membuat mereka lega dan puas. Semua itu dengan kelembutan, wajah berseri dan senyuman, kata-kata yang baik, dan memberi tanpa batas tanpa mengharap imbalan.

Kalian wajib berdakwah di atas bashirah (ilmu). Maka tuntutlah ilmu agar dakwahmu tegak di atas ilmu, keyakinan, bukti, dan dalil syar'i dan dalil aqli. Dan jadilah kalian 'sebab' hidupnya Sunnah dan matinya bid'ah. Renungkanlah perjalan hidup Rosululloh Shallallohu ‘Alaihi wa Sallam, beliau diperitahkan oleh Alloh ‘Azza wa Jalla untuk mengabarkan kepada jin dan manusia bahwa inilah jalan dakwah beliau.
قُلْ هَذِهِ سَبِيلِي أَدْعُو إِلَى اللَّهِ عَلَى بَصِيرَةٍ أَنَا وَمَنِ اتَّبَعَنِي وَسُبْحَانَ اللَّهِ وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ (يوسف:108)
"Katakanlah: 'Inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Alloh di atas bashirah (ilmu). Maha Suci Alloh, dan aku tidak termasuk orang-orang yang musyrik" (Yusuf: 108)

Wajib kalian berteman dengan orang-orang shalih yang menasihati kalian. Kalian meminta nasihat dan pertimbangan darinya dan menyabarkan kalian terhadap apa yang menimpa kalian. Hendaklah kalian berkumpul satu sama lain bertukar fikiran dan berdiskusi. Hendaklah kalian mempunyai seorang Syaikh atau Ustadz yang terpercaya, sehingga kalian bisa meminta pertimbangan dan nasihatnya memecahkan masalah yang masih samar bagi kalian .

Jangan lupakan do'a... Betapa butuhnya kalian berdiri di hadapan Alloh, berdo'a memohon rahmat, ampunan dan hidayah agar kalian senantiasa beruntung dan tidak tersesat. Jangan telantarkan pokok ini, karena do'a adalah pedang yang agung yang telah ditelantarkan oleh sebagian mereka yang lupa.

Jangan memandang rendah berbuat baik sekecil apapun...! jangan terburu-buru ingin memetik buahnya. Dan yakinlah, sesungguhnya buah itu akan dipetik walupun yang diterima sebagian saja.

Ketahuilah.. sesungguhnya kalian bukanlah orang-orang yang diserahi wasiat atas manusia dan kalian tidak dihisab karena kelalaian mereka. Berdakwahlah dengan sungguh-sungguh...
ادْعُ إِلَى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ (النحل:125)
"Serulah manusia ke jalan Robb -Mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Robb-mu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk" (an-Nahl: 125).
فَمَنِ اهْتَدَى فَلِنَفْسِهِ وَمَنْ ضَلَّ فَإِنَّمَا يَضِلُّ عَلَيْهَا وَمَا أَنْتَ عَلَيْهِمْ بِوَكِيلٍ (الزمر:41)
"Maka barangsiapa yag sesat, sesungguhnya dia semata-semata sesat buat (kerugian) dirinya sendiri, dan kamu sekali-kali bukanlah orang yang bertanggung jawab terhadap mereka". (Az-Zumar: 41).


Di Tangan Kalian Kunci-Kunci Itu...

Ketahuilah, sesungguhnya aku memberatkan kata-kata ini atas kalian. Mungkin kalian telah mendengar dan membacanya di tempat yang lain selain tempat ini. Akan tetapi ini adalah kunci.... Lihatlah bagaimana dengan sebuah kunci yang kecil kita bisa membuka pintu yang besar dan kokoh...!!

Jadilah kalian orang yang bergerak bukan orang yang di gerakkan... Jadilah kalian kunci-kunci... hendaklah setiap orang dari kalian menjadi dokter sekaligus da'i... Jangan sampai ketetapan hatinya berubah karena larinya sebagian orang, atau karena kritikan dan ejekan mereka. Banggalah dan merasa mulialah... Teguhkan diri kalian di atas jalan ini. Berjalanlah di atas barakah Alloh dan bersabarlah dengan kesabaran yang baik... Kesudahan yang baik adalah untuk orang-orang yang bertakwa !!

Sesungguhnya jalan dakwah ini penuh dengan duri... kerikil-kerikil tajam.... halangan dan rintangan. Permulaan itu memang sulit... sakit...dan panas. Akan tetapi yakinlah.. Sesungguhnya "akhir" akan segera terbit dengan izin Alloh.

Berkhidmadlah untuk Islam dengn fikiran-fikiran kalian... dengan tulisan-tulisan kalian... dengan waktu-waktu kalian... dengan usaha kalian... dengan ilmu kalian... dengan perbuatan kalian...

Mudah-mudahan ini menjadi nasihat untuk kalian. Aku tidak menghendaki kecuali melakukan perbaikan sebatas kemampuanku. Tidak ada taufik kecuali dengan izin Alloh. Kepada-Nya aku bertawakkal dan kepada-Nya aku kembali.

اَللَّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ حَتَّى تَرْضَى وَلَكَ الْحَمْدُ إِذَا رَضِيْتَ
وَلَكَ الْحَمْدُ بَعْدَ الرِّضَى
"Ya Alloh.. bagimu segala puji hingga Engkau ridho, dan bagi-Mu segala puji ketika Engkau ridho, dan bagimu segala puji setelah keridhoan"


أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَ لَكُمْ وَاللهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ


Saudarimu di jalan Alloh…….
Nada bintu 'Abdul 'Aziz Muhammad Al-Yusufy


note

[1] Dokter dan Dakwah Ilalloh, Doktor Hasan Ali az-Zahroni. Majalah Al-Bayan Edisi 58 Jumadil Akhir 1413 H

[2] Surat dari hati untuk mereka yang bekerja di layanan kesehatan: Asy-Syaikh Umar bin Su'ud Al-'Id. Muhadarah di Fakultas Kedokteran dan Rumah Sakit Universitas Raja Khalid

[3] Dokter Muslim, Berbeda dan Lebih Unggul: DR. Yusuf bin Abdillah at-Turky.

[4] Petunjuk untuk dokter Muslim. Akhir Muhadarah Fadhilatus-Syaikh Muhammad bin Shalih
al-Utsaimin-Rahimahulloh. Di adakan di rumah sakit khusus di Kota Riyadh 14/6/1421 H

[5] Hilyah Ath-Thabibi Al-Muslim. Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Munajjid.

[6] Ar-Risalah: Muktamar ketiga dokter-dokter haramain, Rojab 1423 H

[7] Dokter dan Dakwah Ilalloh, Doktor Hasan Ali az-Zahroni. Majalah Al-Bayan Edisi 58 Jumadil Akhir 1413

[8] Unta merah adalah harta yang paling berharga dan kebanggaan bangsa Arab dahulu.

[9] Dokter dan Dakwah Ilalloh, Doktor Hasan Ali az-Zahroni. Majalah Al-Bayan Edisi 58 Jumadil Akhir 1413 H

[10] Surat dari hati untuk mereka yang bekerja di layanan kesehatan: Asy-Syaikh Umar bin Su'ud Al-'id. Muhadarah di Fakultas Kedokteran dan Rumah Sakit Universitas Raja Khalid

[11] Apakah orang-orang Nasrani lebih unggul ??: Syaikh Khalid bin 'Abdurrahman As-Syaayi'. Risalah muktamar ketiga dokter-dokter Haramain (Saudi Arabia). Rojab 1423 H.

[12] Dakwah kepada Alloh dalam kehidupan sehari-hari: DR. Yusuf bin Abdulloh at-Turky

[13] Kedudukan Ilmu Kedokteran: Abdul 'Aziz Muhammad bin Abdillah As-Sad-han, Buku: Masalah-Masalah Kedokteran, tulisan DR. Ali bin Sulaiman Ar-Rumaikhan

[14] Dokter dan Dakwah Ilalloh, Doktor Hasan Ali az-Zahroni. Majalah Al-Bayan Edisi 58 Jumadil Akhir 1413 H

artikel : http://saaid.net/tabeeb/27.htm

Tidak ada komentar:

Posting Komentar